KERTA Group

Jumat, 03 Februari 2012

Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW

 
Muhammad SAW

1. Perayaan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kebahagiaan dengan keberadaan Rasulullah SAW.
Dalam Q.S Yunus ayat 58, Allah swt memerintahkan kita untuk senang dan gembira dengan rahmat-Nya SWT :

(قُلْ بِفَضْلِ اللِّه وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوْا)

Dan Rasulullah SAW merupakan rahmat terbesar dari Allah SWT. Bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk seluruh semesta alam. Firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa ayat 107 :

(وَمَا أَرْسَلْنَاكَ اِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ)

2. Rasulullah SAW memperingati hari maulidnya dengan jalan puasa setiap hari senin sebagai tanda rasa syukur kepada Allah swt.
Dalam Kitab Shahih Muslim diriwayatkan hadits Abi Qutadah ra bahwasanya Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari senin,Beliau SAW menjawab :

(ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ , وَيَوْمٌ بُعِثْتُ , أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ )

3. Kegembiraan dengan kelahiran Rasulullah saw memiliki manfaat khusus bagi setiap muslim.
Dalam Shahih Bukhari diceritakan tentang sebuah kisah mimpi Sayyidina Abbas ra, paman Rasulullah SAW, tentang peringanan azab atas Abu Lahab setiap hari senin, karena dia di masa hidupnya pernah gembira menyambut kelahiran keponakannya, Muhammad ibnu Abdillah, dengan memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah Al Aslamiyyah. Karenanya Al Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Nashiruddin Ad Dimasyqi rhm membuat syair :

اِذَا كَانَ هَذَا كَافِرًا جَآءَ ذَمُّهُ بِتَبَّتْ يَدَاهُ فىِ اْلجَحِيْمِ مُخَلَّدَا
اَتَى أَنَّهُ فيِ يَوْمِ اْلأِثْنَيْنِ دَائِمًا يُخَفَّفُ عَنْهُ لِلسُّرُوْرِ بِأَحْمَدَ
فَمَا الظَّنُّ بِاْلعَبْدِ اَلَّذِى كَانَ عُمْرُهُ بِأَحْمَدَ مَسْرُوْرًا وَ مَاتَ مُوَحِّدَا

4. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah media da’wah untuk memaparkan kembali sejarah kehidupan dan perjuangan Rasulullah SAW, mendorong umat Islam agar Cinta Rasulullah dan mau meneladaninya, sekaligus membiasakan umat bershalawat untuk Rasulullah SAW, sehingga menjadi peneguh hati kaum muslimin. Dalam Surat Hud ayat 120 Allah swt memberitakan dan menjelaskan bahwasanya kisah para Rasul dalam Al Qur’an untuk meneguhkan hati Rasulullah SAW.Firmannya :

(وَكُلاًّ نَقُصَّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبآءِ الرُّسُلِ مَانُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ )

5. Perayaan Maulid Nabi SAW adalah upaya menghidupkan napak tilas Perjuangan Rasulullah saw.
Menghidupkan kenangan perjuangan orang-orang saleh adalah sesuatu yang disyariatkan dalam Islam.Lihatlah berbagai perbuatan ibadah dalam manasik haji merupakan napak tilas dari berbagai peristiwa religius bersejarah dalam kehidupan Nabi Ibrahim as dan Siti Hajar serta putra mereka Nabi Ismail as.

6. Rasulullah saw menyukai dan memuji orang lain yang mencintai dan yang memuji beliau saw.
Rasulullah saw memuji dan membalas dengan berbagai kebaikan hubungan dengan para penyair di zamannya yang membuat syair-syair yang memuji kehidupan dan perjuangan Rasulullah saw, seperti sayyidina Hasan bin Tsabit ra.Maka bias dipastikan bahwasanya Rasulullah saw akan sangan ridha dan menyukai mereka yang menghimpun dan menyebarluaskan sejarah kehidupan dan perjuangan Rasulullah saw, seperti yang dilakukan para Ulama melalui kitab-kitab Maulid yang dibaca saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

7. Rasulullah saw memiliki perhatian dan kepedulian terhadap hubungan antara tempat dengan peristiwa Religius bersejarah, bahkan beliau saw ikut membesarkannya.
Dalam hadits Syaddaad bin Aus ra yang diriwayatkan oleh Al Bazzar, Abu Ya’la dan Ath Thabarani, bahwasanya ketika Rasulullah saw melakukan Isra dan Mi’raj, beliau diajak mampir oleh Jibril as ke Baitullaham dan shalat dua rakaat di sana, lalu Jibril as bertanya apakah Rasulullah saw tahu tempat apa itu, beliau pun menjawab tidak tahu.Maka Jibril as memberitahukannya bahwa itu adalah tempat kelahiran Nabi Isa as.

8. Rasulullah saw memiliki perhatian dan kepedulian terhadap hubungan antara zaman dengan peristiwa religius bersejarah, bahkan beliau ikut membesarkannya. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa tatkala Rasulullah saw mendapatkan kaum Yahudi berpuasa dan bergembira pada Hari Asyura (10 Muharram) untuk merayakan kemenangan Nabi Musa as atas Fir’aun, maka beliau bersabda :

(نَحْنُ أَوْلىَ بِمُوْسَى مِنْكُمْ )

beliau pun berpuasa di hari itu dan menganjurkan umatnya agar berpuasa Asyura.
Selain itu masih ada hadits lain dimana Rasulullah saw menyebutkan keistimewaan Hari Jum’at sebagai hari penciptaan Nabi Adam as dan juga hari kelahiran para Nabi dan Rasul selain beliau saw. Semua itu sesuai dengan tuntunan Al Qur’an yang mengabarkan tentang limpahan kesejahteraan bagi hari kelahiran para Nabi.Dalam Surat Maryam ayat 15 tentang Nabi Yahya as:

وَسَلاَمٌ عَلَيْهَ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيَّا

dan ayat 33 tentang Nabi Isa as

وَالسَّلاَمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوْتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيَّا

9. Para ulama terkemuka yang terkenal istiqamah dari zaman ke zaman dan dari berbagai madzhab serta dari berbagai negeri telah menjadikan Peringatan Maulid Nabi saw sebagai sesutau yang Mustahsan, yaitu sesuatu yang dipandang baik.
Nabi saw menjamin umatnya tidak akan sepakat dalam kesesatan

 لَنْ تَجْتَمِعَ أُمَّتِيْ عَلىَ الضَّلاَلَةِ

Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, apalagi para ulamanya maka ia baik.Dalam Musnad Imam Ahmad sebuah hadits Mauquf dari Abdullah bin Mas’ud ra berbunyi :

مَا رَآهُ اْلمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَاللهِ حَسَنٌ, وَمَا رَآهُ اْلمُسْلِمُوْنَ قَبِيْحًا فَهُوَ عِنْدَاللهِ قَبِيْحٌ

10. Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw secara eksplisit dalam bentuk perayaan, memang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, tapi bukan berarti sebagai bid’ah Dholalah melainkan sebagai bid’ah Hasanah.
Para sahabat ra pernah melakukan apa yang tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW:
a)Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar ra menghimpun Al Qur’an dan membuat Mushafnya
b)Sayyidina Abu Bakar memerangi orang yang tidak mau membayar zakat.Padahal pada zaman Rasul saw, ketika Tsa’labah tidak mau membayar zakat, nabi tidak memeranginya.
c)Sayyidina Utsman memperbanyak Mushaf Al Qur’an dan mengirimnya ke berbagai wilayah
d)Sayyidina Umar ra menghimpun kaum Muslimin di bawah satu Imam Shalat Tarawih, dan beliau berkata :

نِعْمَتِ اْلِبدْعَةِ هَذِهِ“ Inilah sebaik-baiknya Bid’ah “

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites