KERTA Group

Senin, 19 September 2016

Cerita Mukidi Terbaru Untuk WhatsApp BBM

Hallo.... Gimana kabar semua..????
Maaf setelah sekian lamaa, akhirnya penulis baru muncul lagi nie..
Penulis mencoba untuk aktif lagi di Blogger ini http://sublikerta.blogspot.co.id dan mau Berbagi n Share dengan Teman-teman semua atau bagi para Pembaca Setiaa...
Ok.. Akhirnya Penulis hanya bisa mengucapkan Salam Bloggerrr....!!
Untuk mengawali keaktifan Penuis lagi di Dunia Blogger, ini Penulis MenShare Cerita Lucu yang sedang Boommingg di Jejaring Sosial.. Yaa siapa lagi kalau bukan Mukidi yg sedang tenarrr...
Selamat Membaca dan Tertawa Terbahak-bahak.........

1. Cerita Lucu Mukidi: Beli Tablet
Mukidi yang baru dapat THR berniat membelikan anaknya tablet model terbaru,
Mukidi: “Berapa harga iPad itu mbak? ”
SPG: “5 juta. ”
Mukidi: “Kalau harga iPad 2? ”
SPG: “6 juta. ”
Mukidi: “Kalau Galaxy Tab 1 yang itu? ”
SPG: “3 juta. ”
Mukidi: “Mmmm, yang Galaxy 2? ”
SPG: “Kalau itu 4 juta. ”
Mukidi: “Waaah mahal mahal ya? Ada tablet yang murah ngak mbak? ”
SPG: “Ada, PARAMEK!! Mauuu? Rp. 2.000,- dapat 4 tablet. ”


2. Cerita Lucu Mukidi: Merek Marto Kapiran
Suatu ketika ada kunjungan dari distributor barang kebutuhan sehari-hari ke Asrama Mahasiswa. Ketika sudah banyak mahasiswa yang berkerumun, seorang SPG dengan genit menarik tangan salah seorang mahasiswa yang ternyata si Mukidi ke panggung untuk diwawancarai.
SPG: “Mas, kalau boleh tau mandinya pake sabun mandi apa?”
Mukidi: “Saya biasanya pake sabun Marto Kapiran.”
SPG: “Keliatannya rambut Mas hitam mengkilat, pake shampoo apa Mas?”
Mukidi: “Shampoo Marto Kapiran.”
SPG: “Untuk membersihkan gigi Mas yang putih bersih itu pake odol apa Mas?”
Mukidi: “Saya pake pasta gigi Marto Kapiran.”
SPG: “Wah, kelihatannya Mas ini benar-benar konsumen sejati produk Marto Kapiran. Nah, sekarang parfum yang Mas gunakan ini?”
Mukidi: “Saya juga pake parfum Marto Kapiran.”
SPG: “Wah, nyerah deh. Tapi kalo boleh tau Marto Kapiran ini produk dalam negeri atau produk luar ya? Koq saya baru dengar.”
Mukidi: “Marto Kapiran itu paman saya mbak. Saya tinggal dirumahnya.”
SPG: &%!#$!@

3. Cerita Lucu Mukidi Masukin Sesuatu
Mukidi: “Iya tante, ni juga udah pelan banget,”
Tante: “Di emut dulu yah biar enak di masukinnya?”
Mukidi: “Ohh iya, tante.”
Tante: “Masukinnya jangan meleset ya Muk.”
Mukidi: “Pasti tante, kan Mukidi masih jelas liat lobangnya.”
Tante: “Kalo sudah masuk langsung di tarik ya, jangan lama2 nanti robek.”
Mukidi: “Yaa ampun tante, gak mungkin la robek, kan pelan2.”
Tante: “Kalo udah keluar kasih sama tante yah Muk.”
Mukidi: “Bentar dulu tante ini masih lama.”
Tante: “Cepetan Muk, tante dah gak sabar.”
Mukidi: “Lebay ihh tante, jahit kainnya kan besok, jadi masukin benang ke jarum besok aja ya, nunggu Mukidi pulang kerja.”
Tante: “Jadi dari tadi kamu ngapain?”
Mukidi: “Nih ngerjain yang baca cerita ini, pasti pada ngeres..”
Tante dan Mukidi: (Ketawa terbahak2).


4. Cerita Lucu Mukidi di Bohongin
Di supermarket, Mukidi sedang belanja tanpa sadar di ikuti oleh seorang ibu-ibu. Ketika hampir mendekati antrian dikasir,
Ibu: “Nak, maaf kalau tadi ibu ngikutin kamu terus mungkin kamu ngerasa nggak nyaman. Tapi itu karena kamu mirip anak saya yang baru saja meninggal.”
Mukidi: “Oh, ya nggak papa, Bu.”
Ibu: “Ibu punya satu permintaan, boleh?”
Mukidi: “Apa itu bu?”
Ibu: “Ketika ibu pergi, Katakanlah ‘DAH MAMAAH’ Bisa kan?”
Mukidi: “Baiklah Bu.”
(Lalu, si ibu yang didepan pemuda ngasih barang kekasir, dan menatap Mukidi terakhir kalinya).
Mukidi: “Dah Mamaaa! Jadi, Semuanya Berapa?”
Kasir: “Lima ratus ribu.”
Mukidi: “Wah, Kok Mahal amat? Aku kan cuma beli Tissu Toilet.”
Kasir: “Ibu tadi bilang kalau barang belanjaan nya mau di bayar sama Anaknya.”

5. Cerita Lucu Mukidi: Kapan Ngembaliin Uang
Suami istri sedang mandi, tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Mukidi: “Say, coba tolong lihat siapa tuh?”
Markonah istri Mukidi yang sudah selesai segera melibatkan handuk ke tubuhnya dan membuka pintu. Tampak Wakijan, tetangganya termangu di depan pintu memandangnya.
Wakijan: “Hai Nah, Mukidi ada?”
Markonah: “Lagi mandi tuh.”
Wakijan: “Aku kasih nih satu juta kalau kamu mau buka handukmu sebentar aja.”
Markonah: “Benar? Sebentar aja?”
Wakijan: “Iyaa…”
Maka dibukanya libatan handuk selama 1 menit, dan ditutupnya lagi.
Wakijan: “Hihihi,,, nih satu juta. Nanti aja urusanku sama Mukidi lewat telpon.”
(Markonah Seneng banget)
Kemudian uang tersebut disembunyikan lalu kembali ke kamar mandi.
Mukidi: “Siapa, say?”
Markonah: “Oh, Wakijan, tetangga kita.”
Mukidi: “Bagus lah, dia bilang gak, kapan mau ngembaliin uang satu juta yang dia pinjem kemarin?”
Markonah: @$%#!*

6. Cerita Lucu Mukidi: Lapar Lagi
Ibu: “Mukidi, mandi dulu udah sore.”
Mukidi: “Bentar, masih asik main nih bu.”
Ibu: “Mainnya di lanjut nanti. Sekarang mandi dulu.”
Mukidi: “Gak usah mandi ah bu ntar habis mandi main lagi juga kotor lagi.”
Ibu: ‘Bandel!’ (Lalu menghampiri Si Mukidi, sambil di ketok kepala Mukidi sama gayung).
Mukidi: “Iya, Iya, bu saya mandi.” (Teriak Mukidi sambil lari ke kamar mandi).
Habis mandi seperti biasa, Mukidi lihat TV sambil makan, di hampiri ibunya di dapur untuk minta makan.
Mukidi: “Bu, makan. Lapar nih.”
Ibu: “Gak usah makan kidi ntar juga lapar lagi!”
Mukidi: !&!#$!%

7. Cerita Lucu Mukidi: Poligami
Mukidi: “Mah, maen poli yukk?”
Markonah: “Ih, papah so sweet. Poli Pantai ya pah?”
Mukidi: “Bukan mah, Poligami.”
Markonah: (Ambil piso di dapur)

8. Cerita Lucu Mukidi: Hamil 3 Bulan
Markonah: “Papa. Buka bajunya donk.”
Mukidi: “Ah mama, masih siang ah, malu ada Omas.”
Markonah: “Tapi mama udah gak tahan nih.”
Mukidi: “Aduh mama.” (Buka baju).
Markonah: “Celananya juga donk.” (Manja).
Mukidi: “Ah mama.” (Buka celana dan tinggal pake singlet dan celana pendek).
Markonah: “Berdiri donk pa.”
Mukidi: “Iya Iya. (Beranjak dari ranjang) Oke, apa lagi?”
Markonah: “keluar donk pa.”
Mukidi: “Maksudnya ma?”
Markonah: “MINGGAT KAMU, KURANG AJARR!! Liat Omas hamil 3 bulan karna ulah kamu!”
Mukidi: (Nangis).

9. Cerita Lucu Mukidi: Duduk di Pangkuan Papa
Mukiran, anak laki laki Mukidi bercerita kepada mamanya tentang pengalaman naik angkot bersama ayahnya.
Mukiran: “Mama, tadi waktu di angkot, papa minta saya nyerahin tempat duduk saya buat penumpang cewek.”
Markonah: “Memang harus begitu lah nak, itu namanya menghargai perempuan. Lagian kamu kan sudah cukup besar..”
Mukiran: “Loh. Tapi Ma, aku kan waktu itu duduk di pangkuan Papa.”
Markonah: &*#%!

10. Cerita Lucu Mukidi: Wajah Baru
Seorang pekerja toko buku sedang sibuk beres-beres, dia terkejut karena ada Pria yang menghampiri dan menegurnya.
Mukidi: “Saya nyaris tidak mengenalimu lagi. Kamu berubah banyak sekali. Rambutmu sudah lain. Kamu kelihatan lebih pendek, sudah tidak pakai kacamata. Apa yang terjadi denganmu, Wakijan?”
Pekerja: “Tapi saya bukan Wakijan!”
Mukidi: “Luar biasa! Namamu pun sudah kau ganti juga rupanya!”

11. Cerita Lucu Mukidi: Laundry
Markonah: “Pih, Mamih barusan lihat harga pakaian murah2 banget!! bener2 sangat murah pih! Coba deh pih. Jas/Blazer cuman Rp.9.000, Kebaya Rp. 8.000, Kimono Rp. 7.000, Daster Rp.5000, Kemeja Rp.7500, dan Safari Setelan Lengkap hanya Rp.14.000, coba bayangin dech pih, murah kan? Dan masih banyak yang lainnya juga pih! Murah banget!”
Mukidi: “Dimana itu, Mih?”
Markonah: “Toko baru di depan gang kita tuh Pih!”
Mukidi: “Itu bukan toko Mih, tapi Laundry.”

12. Cerita Lucu Mukidi: Belagu
Suatu hari di kelas sedang mempelajari bahasa inggris, dan untuk mengetes para muridnya guru tersebut menanyai setiap murid yang hadir.
Guru: “WORK artinya kerja, kalau WORKING artinya bekerja, Paham anak-anak?”
Murid2: “Paham!”
Guru: “Sekarang kalian cari kata lain, mulai dari Wakijan.”
Wakijan: “SING artinya nyanyi, jadi SINGING artinya bernyanyi.”
Guru: “Pinter, sekarang Mukidi?”
Mukidi: “SONG artinya LAGU jadi kalau SONGONG artinya BELAGU!”

13. Cerita Lucu Mukidi Belajar Bahasa Inggris
Mukidi: “Pak, apa sih bahasa inggrisnya kentut?”
Guru: “Wind of change.”
Mukidi: “Kentut yang tidak bunyi?”
Guru: “Sound of silence.”
Mukidi: “Kentut yang ada ampasnya?”
Guru: “Dust in the wind.”
Mukidi: “Kentut yang gak disengaja?”
Guru: “Careless whisper.”
Mukidi: “Kentut yang terhimpit?”
Guru: “Please release me.”
Mukidi: “Kentut yang bau banget?”
Guru: “Killing me softly.”
Mukidi: “Kalau kentut beracun?”
Guru: “Don’t speak.”
Mukidi: “Kentut malam hari?”
Guru: “Wonderfull tonight.”
Mukidi: “Orang yang sering kentut?”
Guru: “Someone like you.”

14. Cerita Lucu Mukidi: Marmut Makan Wortel
Suatu hari, Mukidi mandi sama ayahnya, terus Mukidi ngomong sambil nunjuk anu-nya ayahnya,
Mukidi: “Ayah itu apa sih?”
Ayah: “Ini wortel nak.”
Besoknya Mukidi itu mandi sama ibunya, anaknya ngomong sambil nunjuk anu-nya ibunya,
Mukidi: “Ibu itu apa sih?”
Ibu: “Oh ini, ini marmut nak.”
Malamnya anaknya lihat bapaknya lagi begituan sama ibunya,
Mukidi: “Wih, lucunya, marmut makan wortel!”

15. Cerita Lucu Mukidi Tersesat
Ini kisah pelayan hotel yang bertugas sebagai penerima tamu
Pelayan: “Permisi pak, apa anda ingin memesan kamar?”
Mukidi: “Tidak.”
Pelayan: “Apakah anda ingin ke restoran kami?”
Mukidi: “Tidak.”
Pelayan: “Kami juga memiliki kolam renang yang indah, apakah anda ingin melihatnya?”
Mukidi: “Tidak.”
Pelayan: “Lalu untuk apa anda datang kemari?”
Mukidi: “Saya tersesat.”
Pelayan: (Langsung berlari manggil satpam).

16. Cerita Lucu Mukidi: Takut Nasinya Dimakan Ayam
Seorang pasien Pasien RS Jiwa membeli makanan di KFC.
Mukidi: “Mas, nasi ayam 1 porsi dibungkus ya.”
Sukilah: “Iya Pak.”
Mukidi: “Tapi tolong nasi dan ayamnya dipisah ya Mas.”
Sukilah: “Kenapa Pak?”
Mukidi: “Takut nasinya dimakan ayam.”
Sukilah: !@#$^*

17. Cerita Lucu Anak Mukidi Minta Ditemani
Malam itu di rumah Mukidi cuaca sedang hujan deras, dengan petir yang menggelegar, dan angin badai yang keras, Markonah mengantarkan anaknya Mukiran ke tempat tidur. Markonah akan mematikan lampu ketika anaknya bertanya dengan suaranya yang gemetar..
Mukiran: “Mah, apa mama mau tidur nemenin aku malam ini?”
Markonah: (Tersenyum dan memeluknya meyakinkan), “Mama gak bisa sayang, Mama harus tidur di kamar Papa.”
(Sebuah keheningan panjang yang akhirnya rusak karena Mukiran berbicara lirih dan gemetar)
Mukiran: “Mama itu sudah dewasa kok masih penakut.”
**Ini baru namanya anak Mukidi

18. Cerita Lucu Mukidi: Jadi Dokter Jantung Atau Dokter Gigi
Mukidi ditanya anaknya Mukirin tentang cita-citanya kelak.
Mukirin: “Nanti kalo sudah gede, mana yang lebih cocok pak, jadi dokter jantung atau dokter gigi?”
Mukidi: “Tentu saja menjadi dokter gigi Nak..”
Mukirin: “Kenapa Pak?”
Mukidi: “Kita kan hanya punya satu jantung, namun kita memiliki 32 gigi. Jadi lebih banyak order jadi dokter gigi..”
Mukirin: “Ooo, begitu ya pak”
Mukidi: “Iya..”

19. Cerita Lucu Mukidi Ketahuan Bawa Film Dewasa
Tidak banyak yang tahu kalo Mukidi saat sekolah SD pernah dimarahi oleh Kepala Sekolah karena ketahuan menyimpan VCD film Dewasa. Begini ceritanya:
Kepala sekolah: “Mukidi! Kamu tau apa ini?”
Mukidi: (gugup) “Iya tau pak, itu….”
Kepala sekolah: “Ini film dewasa. Untuk apa kamu bawa?”
Mukidi: “Mukidi mau ajak temen-temen yang malas belajar untuk nonton. Karena bapak pernah bilang ke mama begini ‘Ma, nonton film ini yuk. BIAR BISA NAMBAH SEMANGAT’.”

20. Cerita Lucu Mukidi: Kepala Polisi Tidak Pakai Sepatu
Wakijan: “Kemarin, saya lihat liputan TV, di Inggris ada pameran sepatu terbesar lho, lebih tinggi dari ukuran manusia dewasa. Gila ya..”
Mukidi: “Ah, itu sih biasa Jan. Kamu tau gak, Kepala Polisi di Belanda pada enggak pakai sepatu!”
Wakijan: “Gak mungkin,,, yang bener?”
Mukidi: “Iya lah, masak Kepala Polisi pakai sepatu? Sepatu itu makainya ya di kaki!”
Wakijan: “??!!..”

21. Cerita Lucu Mukidi: Malam Jumat
Selepas lima hari semenjak malam pertama, Mukidi dan Markonah mengalami gangguan kesehatan. Setelah diperiksa dengan teliti, dokter menyimpulkan hal itu disebabkan frekuensi hubungan seks yang terlalu sering.
Dokter: “Sebaiknya untuk sementara batasi dulu kegiatan seks kalian, tiga kali saja seminggu. Untuk memudahkan mengingat, saya sarankan untuk melakukan hubungan intim hanya pada hari yang berawalan dengan S, yaitu Senin, Selasa dan Sabtu.”
Tapi yang namanya pengantin baru, Mukidi rupanya tidak kuat juga menahan gejolak nafsunya. Sehingga pada malam ketiga puasa Mukidi mendekati Istrinya yang sudah tidur. Kemudian ia mencumbu Istrinya sampai terbangun.
Markonah: “Iiih Mas gimana sih, kan udah dibilangin sama dokter, Mas inget ngga ini hari apa?”
Mukidi: “Sum-at.”

22. Cerita Lucu Mukidi: Obat Kuat Terbaru
Ada seorang pemuda bernama Mukidi datang ke apotik ingin beli obat kuat agar malam pertamanya setelah menikahi Markonah terasa lebih indah.
Pada saat di apotik Mukidi ditawari oleh petugas apotik mengenai produk terbaru obat kuat.
Petugas Apotik: “Sekarang ada obat baru yang lebih mantap, Mas. Mau mencoba?”
Mukidi: “Mau dong. Apa nama dan keistimewaannya?”
Petugas Apotik: “Namanya SuperP. Dengan menelan pil ini dan bilang “Pow”, senjata Anda akan menegang dengan cepat. Kalau Anda sudah puas, tinggal bilang “Wow” dan senjata Anda akan kembali lemas.”
Karena sangat mahal, lelaki tersebut membeli dua pil untuk uji coba.
Sesampai di rumah, dia masuk ke toilet dan mencobanya. Ditelannya satu pil dan berucap “Pow”. Seketika itu juga senjatanya berdiri dan mengeras dengan cepat. Setelah puas, dia pun bilang “Wow” dan senjatanya kembali ke kondisi semula.
Malam harinya dengan penuh percaya diri Mukidi merayu Istrinya untuk berhubungan seks. Ketika keduanya sudah berada di atas ranjang dalam keadaan telanjang, dengan cepat Mukidi menelan pil SuperP yang terakhir dan berucap “Pow”.
Begitu ‘burung’-nya bertengger dengan gagahnya, Markonah memekik kegirangan, “Wow!”
Acara malam pertama pengantin baru Mukidi dan Markonah menjadi berantakan.

23. Cerita Lucu Mukidi: Rambut Ubanan
Mukidi : “Dok, saya mau tanya kenapa sih rambut atas saya putih semua?”
Dokter : “Ya jelas, soalnya diataskan pusat pikiran, makanya rambut atas cepat putih.”
Mukidi : “Tapi pak dokter, kenapa rambut bawah saya tidak putih?”
Dokter : “Iyalah… soalnya dibawah kan pusat hiburan!”
Mukidi: “Ooo… alah, piye too..”

24. Cerita Lucu Mukidi: Kehebatan Suami Di Ranjang
Markonah dan temannya sama-sama pasangan baru menikah sedang berbincang mengenai kehebatan suami mereka diatas ranjang pada saat malam pertama.
Temannya: “Suami saya sanggup melakukan hubungan sex selama 1 jam.”
Markonah: “Wah, itu sih nggak ada apa-apanya dengan suami saya. Suami saya sanggup melakukannya dalam 7 jam 1 menit.”
Temannya: “Wow, hebat sekali! Bagaimana cara suami mu bisa melakukannya?”
Markonah: “Selama 7 jam dia mencari lubang, setelah itu mainnya 1 menit. Maklum belum pengalaman.”
*Mukidi.. Mukidi..

25. Cerita Lucu Mukidi: Belum Dicolok
Suatu hari sepasang pengantin baru yaitu Mukidi dan Markonah akan melewati malam pertamanya. Mukidi merasa aneh ketika melihat ada benda hitam menonjol di ujung dada istrinya.
Karena heran, Mukidi memainkannya dengan memuntir-muntir puting istrinya. Merasa geli istrinya bertanya,
Markonah: “Sedang apa sich mas…???”
Mukidi: “Sedang cari siaran radio…!!!”
karena jengkel si suami hanya terus-terusan memainkan putingnya, Markonah menjawab,
Markonah: “Gimana mau bunyi, yang bawah aja belum di colokin!!!”

26. Cerita Lucu Mukidi: Tidak Tahu Caranya?
Sehari sebelum malam pengantinnya yang pertama, Mukidi, si anak lugu merasa kebingungan dan harus bertanya kepada sahabat karibnya Wakijan.
Mukidi: “Jan, kalo mau ngelakuin malam pertama gimana sih ya…?”
Wakijan: “Gini… pertama ambil barang yang sering kamu mainin pada masa remajamu dulu, terus masukin ke tempat pipis istrimu…”
Mukidi: “Ooo, itu sih saya ngerti, makasih ya Jan..”
Keesokan harinya, tepat pada malam pengantinnya, Mukidi buru-buru mengumpulkan mainan pada masa remajanya dan memasukkannya ke dalam toilet.

27. Cerita Lucu Mukidi: Tukang Selingkuh
Mukidi sedang sekarat dan sebentar lagi akan menemui ajal, dia ditemani istrinya, Markonah,  yg duduk di samping tempat tidur..
Mukidi: “Ma.. Maafkan papa, teman baikmu Katijem dia juga istri papa.”
Markonah “Gak apa-apa pa.. Mama sudah tau.”
Mukidi: “Papa juga memperistri teman sekantor mama, Nunung.”
Markonah: “Mama tau kok pa.”
Mukidi: “Terakhir papa juga nikah sama Poniem.”
Markonah: “Sudahlah pa.. Mama sudah tahu semua. Sekarang papa tenang saja, biarkan “Racun” yang papa minum tadi bekerja.”

28. Cerita Lucu Mukidi: Salahkan Saja Kudanya
Mukidi: “Apa-apaan kamu ini..?? Kenapa kepala papih dipukul.?”
Markonah: “Eh, tadi waktu cuci celana kamu, aku ngeliat ada nama Poniem di secarik kertas. Siapa dia..? Kamu selingkuh ya..?”
Mukidi: “Oooohhh…itu. Ingetkan waktu aku ke lomba pacuan kuda minggu lalu? Nah, Poniem itu adalah nama kuda. Aku bertaruh untuk kuda itu!”
Markonah kayaknya puas dengan jawaban Mukidi. Ia kemudian meminta maaf pada suaminya dan kembali memasak di dapur. Keesokan harinya Mukidi kembali membaca koran di ruang tamu. Diam-diam Markonah mendekatinya dan lagi-lagi memukul kepala Mukidi dengan wajan.
Mukidi: “Ada apa lagi sih maah??!!”
Markonah: “Tadi kudamu nelpon!”

29. Cerita Lucu Mukidi: Dokter Selingkuh
Nggak tahan beban emosional, sahabat Mukidi yang DOKTER itu curhat..
Dokter: “Mur, bagaimana ya menghilangkan kebiasaan selingkuh dengan para pasienku? Aku telah langgar sumpah dokterku!”
Mukidi: “Sudahlah. Normal pria selingkuh dengan wanita. Apalagi kamu belum menikah..”
Dokter: ” Tapi Mur, aku ini kan dokter hewan?”
Mukidi: “..!!??”

30. Cerita Lucu Mukidi: Perselingkuhan Istri
Mukidi, Wakijan dan Sukilah sedang menceritakan perselingkuhan istrinya masing-masing.
Wakijan: “Gilak rasanya sih istri nyong selingkuh sama tukang ledeng. Kemarin pas pulang kantor, nyong nemuin sisa pipa dan tang di kolong tempat tidur nyong.”
Sukilah: “Kayaknya istri saya juga sama, dia sepertinya selingkuh sama orang PLN. Saja juga nemuin ada kabel dan obeng yang bukan punya saya di kolong tempat tidur!”
Mukidi: “Hadeeuuhh, tau gak, kayaknya istri nyong selingkuh sama kuda!”
Wakijan dan Sukilah: “Ah yang bener??!!”
Mukidi: “Beneeerr,, kemarin waktu pulang kerja, nyong liat ada joki di kolong tempat tidur nyong!”

31. Cerita Lucu Mukidi: Dokter Gigi Cantik
Mukidi yang sudah beristri selingkuh dengan Dokter Gigi nya yang cantik nan jelita, dan hubungan mereka sudah sangat intim seakan tidak dapat dipisahkan lagi.
Dokter Cantik: “Sayang, sudah saatnya kita mulai untuk tidak usah bertemu lagi, karena suatu saat kemungkinan hubungan kita akan terbongkar oleh istrimu bila kita begini terus.”
Mukidi: “Tenang sayang, istriku itu bodoh. Buktinya udah 6 bulan ini dia tidak pernah curiga kalau aku sering alasan pergi ke dokter gigi.”
Dokter Cantik: “Iya sayang,.. tapi sekarang gigimu tinggal satu.”

32. Cerita Lucu Mukidi: Jadi Pelupa
Mukidi pergi menemui dokter karena memiliki masalah yang akhir-akhir ini semakin parah mengenai ingatannya.
Mukidi: “Dok, Saya telah mengalami banyak masalah dalam mengingat hal-hal yang terjadi beberapa jam sebelumnya, atau pada memori jangka pendek saya.”
Dokter: “Sudah berapa lama ini terjadi?”
Dengan wajah yang tampak bingung, Mukidi melihat kembali pada dokter dan berkata: “Sudah berapa lama apanya?”

33. Cerita Lucu Mukidi: Rambut Baru Markonah
Markonah baru saja kembali dari salon rambut,
Markonah: (Dengan penuh rasa bangga) “Sayang, lihatlah diriku, hari ini aku telah potong rambut dengan model yang pendek sedemikian rupa. Tadi sepulang dari salon banyak orang pada mengatakan sekarang aku kelihatannya tidak seperti seorang nenek-nenek lagi.”
Mukidi: (Dengan tenang) “Mereka tidak salah, kamu sekarang mirip sekali dengan seorang kakek-kakek.”

34. Cerita Lucu Mukidi: Potong Rambut
Mukidi memanggil tukang cukur keliling yang kebetulan lewat depan rumahnya, ia berniat mencukur rambutnya.
Mukidi: “Bang! Tukang cukur, cukur sini bang!”
Tukang Cukur: “Mau cukur???”
Mukidi: “Di bikin pendek berapa harganya bang?”
Tukang Cukur: “Murah cuma 3000.”
Mukidi: “Kalau botak berapa bang?”
Tukang Cukur: “Kalau botak 2000.”
Mukidi: “Ya sudah kalo gitu di bikin pendek aja bang biar rapi.”
Kemudian si tukang cukur segera mencukur rambut Mukidi, setelah rapi Mukidi membayar tukang cukur dengan uang 5000an.
Tukang Cukur: “Wah nggak ada kembaliannya,ni aja baru penglaris.”
Mukidi: “Waduh gimana yah bang gak ada recehan nih bang.”
(Sambil garuk kepala Mukidi berpikir, setelah lama berpikir kemudian Mukidi memutuskan).
Mukidi: “Ya udah bang, kalau gitu yang 2000 botak aja.”
Tukang Cukur: “!@@#!#$%#@#!?”

35. Cerita Lucu Mukidi: Pengalaman Perang
Saat 17 Agustus-an Mukidi bercerita tentang pengalamannya waktu ikut perang pada jaman doeloe kepada cucunya.
Mukidi: “Dulu Kakek ikut perang. Waktu kakek dan teman-teman mo nyerang musuh pake pesawat, ternyata di tengah perjalanan pesawat kakek ditembaki musuh sehingga pesawat itu hancur. Semua yang ada dipesawat itu meninggal termasuk Pilotnya.”
Cucu: “Loh kok, kakek sekarang masih hidup?”
Mukidi: (Dengan penuh kebanggaan) “Waktu itu Kakek ketinggalan pesawat!”

36. Cerita Lucu Mukidi: Pengusaha Susu Bagi-bagi Warisan
Mukidi sedang kritis di ruang ICU, dikelilingi oleh dua putra (Mukiran dan Mukijo), satu putri (Mukirin) dan istrinya, Markonah.
Mukidi berkata pada Mukiran: “Mukiran, kamu putra tertuaku mewarisi Apartemen Menteng.”
Mukidi berkata pada Mukirin: “Mukirin, kamu perumahan Kelapa Gading Indah.”
Mukidi berkata pada Mukijo: “Mukijo, kamu perkantoran di Mulia Tower Lantai 4 s/d 15.”
Tak ketinggalan kepada istrinya: “Kamu istriku yang baik mendapatkan tiga komplek perumahan mewah di Pantai Indah Kapuk.”
Suster perawat yang mendengar itu jadi takjub dan berkata kepada istrinya,
Suster: “Wow Bu, Ibu sungguh beruntung! Walaupun Bapak cuma pengusaha susu tetapi sangat kaya, bisa mewariskan semua hartanya untuk keluarganya.”
Markonah: “Kaya apaan… Yang diwariskan itu adalah rute ngantar susunya!!!”

37. Cerita Lucu Mukidi Jadi Penganten
Setelah selesai mandi Markonah istri Mukidi keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk..
Mukidi: “Kok masih pake handuk sih? Kan kita udah married..”
Sambil tersipu si istri menjawab,
Markonah: “Oh iya lupa…”
(Lalu dia melepas handuknya)
Mukidi terpesona menatap tubuh istrinya dan berkata,
Mukidi: “Woow !!! Indah sekali… Kamu cantik banget! Bolehkah aku memotretnya?”
Markonah kaget dan bertanya: “Apa? memotret!?”
Mukidi: “Iya… Biar kecantikanmu selalu bisa kubawa didekatku selamanya..”
(Markonah pun tersenyum dan membiarkan Mukidi memotret)
Kemudian si Mukidi gantian mandi dan setelah selesai dia keluar kamar mandi dengan tetap memakai handuk.
Markonah: “Lho koq masih pake handuk sih? Kan kita udah nikah!”
(Mukidi langsung membuka handuknya)
Si istri terkejut lalu bertanya,
Markonah: “Bolehkah aku memotretnya?”
Sambil tersenyum Mukidi bertanya,
Mukidi: “Untuk apa??”
Markonah menjawab: “Kalo dipotret kan bisa diperbesar! Abis kecil banget sih…”

38. Cerita Lucu Mukidi ketemu SPG
SPG: “Mas mau nyubit gak??”
Mukidi: “Mau dong….”
SPG: “15 juta Mas..”
Mukidi: “Hah… Nyubit doang 15 jt..???”
SPG: “New Beat….Mas, Honda New Beat…..”
Mukidi: (tersenyum sambil malu nutup muka)

39. Cerita Lucu Mukidi: Cita-cita
Bu Guru bertanya pada murid-muridnya…
Guru: “Rini, apa cita- citamu??”
Rini: “Saya mau jadi dokter, punya rumah sakit sendiri, rumah besar, mobil mewah, ingin membahagiakan kedua orang tua dan suami!!!”
Guru: “Bagus dan mulia sekali cita-cita kamu!!! Dan kalau Mukidi apa cita-citamu???”
Mukidi: “Menikah dengan Rini bu guru!!!”
Guru: “Bagus….”

40. Cerita Lucu Mukidi: Naek Onta
Mukidi lagi melancong ke Arab, seperti orang Indonesia yang lainnya ia juga ikut tour naik onta. Tapi onta di Arab tidak seperti onta di Indonesia, ketika dibilang “Duduk onta”, si onta langsung duduk.
Namun lain kejadiannya, onta di Arab. Walaupun Mukidi sudah bilang “duduk, sit..sit, jongkok, diuk, lungguh”, sang onta tetap berdiri, dan akibatnya mukidi tidak bisa naik.
Pawang Onta: “Bilang Assalamualaikum, baru onta duduk..”
Mukidi: “Asalamualaikum..”
(Langsung onta duduk, Mukidi naik, onta langsung berdiri lagi..)
Mukidi: “Jalan..jalan.., walk, leumpang, mlaku, huss..huss”
(Onta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, onta tetap tidak mau jalan)
Pawang Onta: “Bilang Bismillah..”
Mukidi: “Bismillah..”
(Onta pun jalan..)
Mukidi senang jalan naik onta dengan Pawang Onta berjalan di sampingnya. Tak lama kemudian Mukidi bertanya,
Mukidi: “Pawang.. gimana cara nyuruh ontanya lari ya?”
Pawang Onta: “Bilang aja Alhamdulilah..”
Mukidi: “Alhamdulilah!”
(Si onta pun berlari)
Mukidi senang sekali, saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah..”, dan si onta berlari tambah kencang, dan si Pawang Onta makin ketinggalan.
Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Onta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh Pawang Onta berteriak,
Pawang Onta: “Kalo mau berhenti, bilang Innalillahi!!!”
Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar.. Dan si onta terus berlari dengan kencang… sampai akhirnya dikejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yg sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta,
Mukidi: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop, ereun, ereun, heup..!!”
Onta tetap berlari dan jurang pun sudah terpampang di depan mata.
Mukidi: “Mati gue!”
Tahu dia akan jatuh kejurang & mati, dalam kepanikannya dia berteriak sambil memejamkan mata pasrah,
Mukidi: “Innalillahi..!!”
(Ziuuuuut.. onta berhenti,,,)
Ketika Mukidi membuka mata, dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati dia berteriak: “Alhamdullilah!”
PLUNG!!! …..

41. Cerita Mukidi: Teman Saya Mana
Seorang pria sok akrab tiba-tiba mendekati Mukidi sambil mengulurkan tangan,
Sukilah: “Loh, kamu kan aduh sudah berapa tahun gak ketemu ya?”
Mukidi: “Mukidi.” (Menerima uluran tangan pria misterius tadi sambil berpikir keras).
Sukilah: “Ya ya Mukidi aduh masa lupa sih? Sukilah, Sukilah teman SMP, masih ingat Tasripin, Kamid, Wartam.”
Mukidi Masih bingung. Tapi asal mengangguk gak apalah pikirnya, sambil mengingat-ingat nama-nama aneh itu.
Sukilah: “Wah, sudah hampir Maghrib nih, kita buka bersama yuk?”
Mukidi: “Aku eh sebetulnya mau buru-buru pulang.” (Pura-pura menolak).
Sukilah: “Ayolah sekalian bernostalgia.”
Mukidi yang lagi bokek ikut aja ke warung Padang, lagi pula sejak kasus daging sapi impor dia sudah tidak pernah makan dendeng balado.
Setelah adzan berkumandang, mereka menikmati takjil gratis lalu apa saja yang didekatnya diembat, Mukidi tidak lupa pesan jus duren. Dia sudah lupa menanyakan jati diri temannya tadi.
Mukidi: “Ayo di sikat saja.”
Sukilah juga tak kalah beringas mengambil lauk di hadapannya.
(Beberapa saat kemudian).
Sukilah: “Eh ngomong-ngomong aku ke mushola dulu ya, nanti gantian. Kamu terusin makan aja, habiskan jusmu.”
Mukidi: (Mengangguk).
Sukilah yang rupanya ahli ibadah itu rupanya lama juga di mushola sudah lebih 30 menit. Mukidi sudah khawatir kehabisan waktu Maghrib.
Mukidi: “Uda (Memanggil pelayan) Musholanya di sebelah mana?”
Pelayan: “Wah gak ada mushola pak, adanya masjid 50 meter dari sini.”
Mukidi: “Teman saya tadi mana?”
Pelayan: “Teman yang mana pak?”

42. Cerita Mukidi: Cabe Rawit
Suatu hari seorang atlet binaraga bernama Mukidi belanja ke sebuah warung. Kebetulan si penjaga warung itu adalah seorang janda muda betubuh sexy, tapi menderita gangguan pendengaran dan sering telat mikir.
Mukidi: “Ada telor, Mbak?”
Janda: “Apa Kang? Kurang jelas.”
Mukidi: “Telor, Mbak.”
Janda: “Gimana, Kang?”
Tak mau bertele-tele, Mukidi pun langsung melipat lengan bajunya dan memperagakan otot tangannya yang menonjol bulat mirip telor.
Janda: :Oh, telor. Ada, Kang. Silahkan. mau beli apa lagi, Kang?”
Mukidi: “Beli tahu deh sekalian.”
Janda: “Apa Kang? Gak kedengeran.”
Mukidi: “Tahuu, Mbak!”
Janda: “Gimana Kang?”
Mukidi lalu melepaskan kancing baju dan memperlihatkan otot perutnya yang membentuk six packs alias kotak-kotak mirip tahu Bandung.
Janda: (Paham) “Oh, tahu ada. Sebentar ya Kang… (Sambil membungkus beberapa tahu) Lalu mau beli apa lagi, Kang?”
Mukidi: “Saya ingin terong juga, Mbak. Kayaknya enak oseng2 tahu dicampur terong.”
Janda: “Apa Kang?”
Mukidi: “Teroong!”
Janda: “Apaan, Kang. Kurang jelas!”
Dengan kesal Mukidi langsung membuka celana dan mempertontonkan isinya.
Janda: (Tersenyum sambil bergumam) “Oh.. cabe rawit bilang dong yang jelas…”
Mukidi: “jangkrikk.” (Sambil nendang kursi).

43. Cerita Mukidi: Sandera DiDalam Perut
Markonah Mukidi pulang kerja agak cepat,
Mukidi: (Heran) “Ma, tumben pulang lebih cepat. Semua oke?”
Markonah: (Sambil terisak) “Mama di PHK! Mana gaji belum dibayar lagi! Mama sedih, Pa!”
Mukidi: “Apa? Kok bisa? Tau gitu harusnya Mama ambil aja inventaris kantor untuk gantinya!”
Markonah: “Mana bisa, kan ada CCTV kalo ketauan malah jadi urusan.”
Mukidi: “Hmm, kalo gitu kita tuntut saja pake pengacara, bagaimna?”
Markonah: “Mending kalo MENANG, kalo KALAH?”
Mukidi: “Iya juga, ya.”
Markonah: “Tapi tenang saja Pa Mama sudah sandera anaknya sebagai jaminan biar si Boss mau bayar!”
Mukidi: “Wuidih cerdas, berani juga Mama. Jadi, sekarang dimana anaknya?”
Markonah: “Ini dalam perut Mama!”
Mukidi: “Hah…”

44. Analisa Mukidi
Situasi ke-1
Suatu hari orang kampung berniat untuk melakukan sholat hajat memohon turunnya hujan. Waktu mau sholat banyak orang yang datang berkumpul tetapi hanya seorang anak yang membawa payung. Karena dia yakin doanya akan dikabulkan Allah.
Itulah yang dinamakan KEYAKINAN.
Situasi ke-2
Bila Anda melambungkan bayi ke udara, dia tertawa sebab dia tahu Anda akan dapat menangkapnya.
Itulah yang dinamakan KEPERCAYAAN.
Situasi ke-3
Setiap malam ketika kita tidur, tidak ada jaminan kita akan hidup lagi untuk hari esok tetapi kita tetap set alarm untuk kita bangun pada esok hari.
Itulah yang dinamakan HARAPAN.
Teruslah memasang “KEYAKINAN, KEPERCAYAAN, dan HARAPAN.”
Situasi ke-4
Bila Anda bertemu seorang wanita cantik dan dari keluarga baik2, Anda ingin menikahinya, tetapi wajah Istri Anda selalu muncul di pikiran.
Itulah yang dinamakan KETAKUTAN.
Situasi ke-5
Anda di situasi 4 tapi tetap melamar wanita tersebut.
Itulah yang dinamakan KEBERANIAN.
Situasi ke-6
Saat melamar wanita nan cantik itu, tiba2 Istri Anda muncul.
Itulah yang dinamakan KETAHUAN.
Situasi ke-7
Ketika Anda pada situasi 6. Istri datang dengan anak, serta keluarga besar mengizinkan acara tersebut tetap berjalan demi menjaga nama baik Anda.
Itulah yang dinamakan KEAJAIBAN.
Situasi ke-8
Setelah Anda pulang dan tampak segalanya berjalan dengan baik, aman, dan tentram Istri Anda tersenyum sambil menyuguhkan kopi kesukaan Anda lalu tiba-tiba Anda tak sadarkan diri.
Itulah yang dinamakan KERACUNAN.

45. Cerita Mukidi: Jalan Tol
Mukidi ingin keliling Jakarta, dengan naik metromini. Diam-diam ia mengamati segala yang terjadi di dalam metromini. Termasuk tingkah laku kernet & penumpang metromini tersebut.
(Tak lama kemudian).
Kernet: “Dirman, dirman, dirman.” (Tanda bahwa mertomini telah sampai di jl sudirman).
Penumpang laki-laki: (Teriak) “Kiri!” (Dan turunlah penumpang tersebut).
(Selang berapa lama).
Kernet: (Teriak) “Kartini, kartini, kartini.”
Cewek muda: (Nyeletuk). “Kiri!” (Lalu cewek tersebut pun turun).
(Beberapa lama).
Kernet: (Teriak lagi) “Wahidin, wahidin, wahidin.”
Cowok: “Kiri!”
(Tak selang lama).
Kernet: (Teriak lagi). “GATOT SUBROTO! GATOT SUBROTOO!
Pemuda ganteng berkumis tebal: “Kiri!” (Maka turunlah si kumis itu).
Maka, tinggallah seorang diri MUKIDI dalam metromini. Dengan hati ngedumel, lama lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet,
Mukidi: (Dengan nada marah) “Korang ajar sampiyan ya. Dari tadi orang-orang sampiyan panggil. Lha nama saya ndak sampiyan nggil panggil! Kalo begini caranya, kapan saya toron!”
(Untung si kernet tanggap).
Kernet: “Siapa nama bapak?”
Mukidi: “Namaku MUKIDI.”
Kernet: (Langsung teriak) “MUKIDI, MUKIDI, MUKIDI!”
MUKIDI: (Lega) “Naah. Begitu! Kiri!” (Maka turunlah MUKIDI di jalan tol).
Bagi yang menemukan MUKIDI harap menghubungi keluarganya di Sumenep. Selamat berkarya semuanya. Mukidi saiki lagi nunggu angkot neng tol.

46. Cerita Mukidi: Gara-gara Uang 15 Ribu
Seorang Nenek berkaca mata tebal naik Bus jurusan Jogja-Solo. Tak lama datang Kondektur menagih ongkos bis yang Rp.15.000
Kondektur: “Maaf ongkosnya Nek.”
Si Nenek: (Dengan slow motion).
Membuka retsleting tasnya yang diletakkan di sebelahnya. Karena matanya yang sudah rabun si Nenek belum menemukan uangnya.
Nenek: “Ntar ya mas belum ketemu nih.”
Kondektur: (Dengan sabar melanjutkan ke penumpang yang lain).
Tak lama kemudian si kondektur balik lagi ke si Nenek.
Kondektur: “Sudah ada Nek ongkos nya?”
Si Nenek yang pelupa dan rabun kembali membuka retsleting dan men-cari2 lembaran uang nya.
Nenek: “Waduh maaf mas belum ketemu, sabar ya pasti saya bayar koq.”
Kejadian tersebut terulang beberapa kali selama perjalanan. Akhirnya MUKIDI yang duduk persis di sebelah tas si Nenek berkata,
Mukidi: “Maaf ya Nek saya bayarin aja ya..”
Tanpa menunggu jawaban si Nenek, Mukidi memberikan 3 lembar uang 5 ribuan ke kondektur. Si kondektur terharu dan bangga terhadap sikap Mukidi.
Kondektur: “Alangkah mulia dan baik hatimu anak muda.”
Demikian juga si Nenek,
Nenek: (Dengan haru dan suara bergetar) “Aduh nak kamu baik sekali, terima kasih ya!”
Mukidi: “Gak papa Nek, daripada gara-gara uang 15 ribu retsleting celana saya bolak-balik dibuka-tutup dan di aduk2 mending saya bayarin deh. Lama-lama ngilu juga.”

47. Cerita Mukidi: Markonah Istri Mukidi Masih Perawan
Istri MUKIDI bernama MARKONAH. Dia pergi ke dokter kandungan untuk periksa. Waktu dokter mau periksa bagian dalam,
Markonah: “Hati-hati periksanya ya Dok, saya masih perawan lho.”
Dokter: “Lho katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana bisa masih perawan?”
Markonah: “Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten!”
Dokter: “Oh begitu tapi suami ibu yang kedua tidak impoten kan?”
Markonah: “Betul Dok, cuma dia Gay, jadi saya tidak pernah di-apa2in sama dia.”
Dokter: “Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak impoten dan bukan gay kan?”
Markonah: “Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang partai.”
Dokter: “Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu?”
Markonah: “Dia, cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah ada realisasinya. Jadi cuma di contreng aja gak di coblos!”

Sekian Semoga Terhibur yaa....






0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites